“Aku ingin kita berubah dan menjadi lebih baik, tapi bersama-sama, tanpa kita harus saling meninggalkan”
Andaikan kau pernah mengenalku pada kemarin hari, maka, hari ini engkau sudah tidak mengenaliku lagi. Aku selalu tumbuh dan berubah setiap hari, bahkan setiap detik yang kulalui dan itu tak pernah engkau ketahui. Selamat tinggal untuk masa yang teramat sulit tuk bisa kuhindari dan teramat berat untuk mampu kutinggalkan. Aku tak akan mau peduli seberapa pun dulu kita pernah lekat, kita pernah rekat, dan kita pernah dekat, kini, tanpa beban yang berat akan coba kutinggalkan dengan cepat sebelum terlambat.
Terimakasih atas segalanya. Terimakasih atas pelajaran yang telah diberikan, atas kesalahan yang telah tertorehkan dan terimakasih atas penyesalan yang takkan pernah hilang dari dalam benak dan ingatanku, selama nafas ini masih kuhembuskan.
TENTANGMU dan TENTANGKU, aku hanya ingin mengatakan: KU MAAFKAN atas segala salah yang telah kau ciptakan. KU LUPAKAN atas apa yang membuat dalamnya sebuah penyesalan dan akan KU IKHLASKAN atas takdir yang telah Tuhan gariskan. KU AKUI kebodohanku, KU SESALI kedunguanmu, dan akan KU AKHIRI, takkan ku ulang kembali segala kesalahan yang begitu memilukan dan memalukan ini.
Kumaafkan semua salahmu, kumohon maafkan segala alfaku. Maafkanlah segala khilaf yang telah kita lewati, jika (dahulu) aku pernah membawamu ke dalam jalan yang melupakan dan mengkhianati Tuhan. Ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar, akan tetapi, ini tentang kesadaran diriku bahwa engkau denganku sama-sama salah. Bukan pula ingin menyalahkan satu sama lain, akan tetapi, berharap engkau dan aku akan sama-sama mampu untuk berbenah diri dan dapat memulai kembali tuk melakukan perubahan dengan penuh kesadaran tanpa saling menyalahkan dan berlarut-larut dalam penyesalan.
Aku tak akan membenarkan diriku juga tak ingin menyalahkanmu, aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa segala yang pernah terjadi diantara engkau dan aku semoga menjadi pembelajaran dalam diri. Karena terkadang menyalahkan diri sendiri bukanlah langkah yang tepat, saat salah telah terjadi dan membekas terpatri dalam lubuk sanubari, karena kelak kesalahan sejati akan melahirkan pembelajaran yang hakiki. Tak perlu menyalahkan siapa pun sekalipun nyatanya salahmu bukan karena kehendakmu sendiri dan ada insan lain yang telah berperan turut menyertai. Kucoba tuk meraba di kedalaman jiwa, andaikan saja nafsu diri yang keji itu berwujud makhluk, maka, sudah pasti dia akan aku bunuh sebelum dia lahir ke bumi.
Dan akhirnya, dari segala kejadian yang telah terlewati antara AKU dan KAMU, aku cuma ingin mengungkapkan beberapa patah kata, sebagai ungkapan perpisahan, yang mana sengaja atau tidak disengaja, aku sangat berharap sekali agar supaya, apakah itu hari kemarin, hari ini, esok hari atau mungkin kelak dilain hari engkau akan membaca tulisanku yang kugoreskan hanya untukmu ini:
“Seiring dengan lajunya waktu yang kian terus berlalu di kejauhan hati, mohon maafkan jika sedari awal pertama kali aku denganmu bertemu dan disaat harapanmu tentang diriku tak sesuai dengan kenyataan yang kau inginkan, semoga akan ada hikmah dalam sebuah perjumpaan, karena kuyakini dibalik segala kejadian pasti ada rahasia Tuhan yang telah Dia atur dan rencanakan, hingga kelak nanti, aku dan kamu pun akan tahu alasannya mengapa kita dulu dipertemukan. Mungkin aku tak perlu berpamitan untuk pergi dari dalam hidupmu. Karena kutahu, saat dulu aku datang ke dalam kehidupanmu pun engkau tak pernah memintanya dan aku sendiri pun tak pernah menginginkannya. Hanya saja waktulah yang mencoba untuk mengizinkannya, meskipun sejujurnya aku sendiri pun tak pernah tahu apa alasannya. Namun terlepas dari semua itu, disini aku hanya ingin agar engkau tahu, bahwa, aku sangat menyesal sempat mengenal dirimu”.
Kini, biarkan ku pergi dan ketika aku mulai sulit untuk engkau temukan, kumohon jangan pernah kau berusaha untuk terus mencariku, karena pada saat yang sama aku pun sedang bersusah payah berusaha untuk bisa menghindarimu. Namun jika ternyata suatu saat kelak aku denganmu akan bertemu kembali dilain waktu, aku berdoa semoga kelak takkan lagi terjadi sebuah kesalahan yang sama, satu kesalahan yang berujung penyesalan terdalam, saat dosaku dan dosamu bekerjasama ketika aku denganmu berjumpa lalu kita lupa kepada-Nya.
TENTANG SESEORANG, KESALAHAN DAN PENYESALAN | ALMUTAKIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar